Senin, 04 April 2011

DCS versus PLC

Posted by Eriksonj 1:13:00 AM, under | No comments

Dalam berbagai artikel dikatakan bahwa PLC dan DCS mempunyai fungsi yang sama. Saat ini perbedaan DCS dan PLC telah kabur karena masing-masing telah saling mengambil peran. PLC mengambil sebagian peran DCS dan sebaliknya.

Ini sangat berbeda dengan yang dipahami selama ini bahwa :

- DCS (Distributed Control System) sesuai dengan namanya adalah sebuah Sistem Pengontrolan yang bekerja menggunakan beberapa controller dan mengkoordinasikan kerja semua controller tersebut. Masing-masing controller tersebut menangani sebuah plant yang terpisah. Controller yang dimaksud tersebut adalah PLC. Sedangkan PLC (Programmable Logic Controller) sesuai dengan namanya adalah sebuah Controller yang dapat di program kembali. Jika PLC hanya berdiri sendiri dan tidak digabungkan dengan PLC yang lain, System pengontrolannya dinamakan DDC.
Jadi, PLC adalah sub sistem dari sebuah sistem besar yang bernama DCS. Yang sejajar dalam hal ini adalah DDC dengan DCS dan FF, serta PLC dengan SLC, Microcontroller, dan sebagainya.



Benarkah demikian ?

Perkembangan awal PLC, difungsikan lebih ke logic Control (Discrete Input/Output). Tapi sekarang, PLC sudah mengakomodasi bukan hanya discrete Input/Output, di dalamnya sudah dapat menerima signal dari Thermocouple, RTD, Load Cell, dan sebagainya langsung ke I/O PLC.
Mungkin ini yang menjadi kabur, dimana fungsi tersebut sebelumnya dipegang oleh DCS, sekarang dengan PLC saja sudah bisa.
PLC pada dasarnya hanya pengontrol logika yang dapat diprogram. Walaupun pada perkembangannya PLC sudah dilengkapi analog signal, kemampuan aritmatiknya sangat terbatas dibanding dengan DCS.
Sedangkan DCS, Sistem Pengendali terdistribusi penekanannya ada di 3D nya, yaitu Distribusi tiga hal : Distribusi resiko kegagalan, distribusi lokasi dan distribusi pengendalian dan man power.

Secara tradisional, memang benar bahwa DCS lebih lambat responnya dibanding PLC. Karena memang untuk regulatory control tidak perlu respon yang terlalu cepat, karena kalau gagal masih ada safety shutdown system. Satu second overall masih cukup untuk hampir semua aplikasi.
Berbeda dengan safety application yang sering merupakan ladang PLC.
Sekarang, kelihatannya sudah berbeda karena hardware dari yang secara tradisional DCS vendor makin seperti PLC.
Ada yang mengatakan, PLC itu Install dan Forget it, kalau DCS kebalikannya, karena lebih bersifat kompleks dan perlu monitoring.

Kalau dilihat dari kompleksitas sistemnya, tergantung bagaimana konfigurasi sistem yang dipasang. Shutdown System Plant dengan menggunakan PLC-based juga bisa sangat kompleks, jauh lebih kompleks dibanding dengan DCS. Kalau tidak, mengapa para ahli sedemikian peduli sampai mengeluarkan IEC-61508, IEC-61511, IEC-62601 dan sebagainya.
PLC terbaru saat ini sudah sanggup untuk mengolah sejumlah besar informasi secara real time karena sudah memiliki RAM antara 2 - 6 MB, memiliki konektivitas dengan Ethernet dan dapat diprogram dalam bentuk teks terstruktur maupun ladder logic, dan dilengkapi dengan Human Machine Interface, HMI (misalnya Rockwell RSView), yang memungkinkan diadopsinya aplikasi Visual Basic, Hysys dan aplikasi lainnya.

Perbedaan PLC dengan DCS sekarang sudah tidak ada lagi, karena perkembangan teknologi yang sudah maju, dimana PLC sudah banyak yang berperan sebagai DCS, malah lebih dari itu PLC bisa berperan seperti SAP..!
PLC sering kali dipakai untuk safety system (trip system dari suatu equipment). Walaupun di DCS ada fasilitas Logic maupun sequence, kebanyakan untuk trip system, sinyal trip nya tetap di umpankan ke PLC, misalnya alarm Low Level dari level steam drum sinyalnya diumpankan ke PLC untuk men-Trip kan Boiler.

Jadi perbedaan PLC dengan DCS terletak pada kecepatan responnya.

Dari studi kasus, DCS bisa diganti dengan sistem PLC+MMI. Tapi biasanya, kalau di perusahaan modern ada dua sistem DCS dan PLC. PLC untuk Fire/Gas dan Shutdown System, DCS untuk Continuous Control. Juga banyak aplikasi yang lainnya, seperti spesifik kontrol untuk Compressor/Turbin, Vibration Monitoring, Flow Computer System, Optimization, dan lain-lain. Dan semua aplikasi itu bisa disambungkan ke DCS. DCS bisa memonitor semua sistem yang ada (PLC+MMI, flow computer, turbin control, optimization software, dan lain-lain). Mungkin sebenarnya bisa saja ditangani oleh satu DCS saja atau PLC+MMI saja.

Tetapi di perusahaan modern dibuat banyak sistem, salah satu alasannya untuk redundancy, kalau memakai satu sistem saja sekali mati, mati semua plant nya. Tetapi, kalau di industri makanan, mungkin cukup PLC+MMI saja, karena lebih murah daripada membeli DCS yang mahal.



Continue ...

0 comment:

Posting Komentar

Blog Archive

Blog Archive